Lahir
di Probolinggo (tidak diketahui tanggal dan tahun kelahirannya). Wafat
Tahun 1992, Dimakamkan di Komplek Pesantren Annur Bululawang. Pendidikan
Pesantren Siwalan Panji Sidoarjo dan Pesantren Sidogiri Pasuruan, dll.
Putra/Putri 7 Orang
Kiai Ahli Mujahadah, Pemerhati Ilmu
Suatu ketika KH. Drs. Ahmad Hasyim Muzadi pernah mengatakan dalam
salah satu ceramahnya, ada dua orang yang sangat berpengaruh bagi
dirinya. Pertama KH. Abdullah Faqih, Pengasuh Ponpes Langitan Tuban.
Kedua KH. Anwar Nur, Pengasuh Ponpes An-Nur Bululawang.
Kiai
Hasyim mengatakan, ketika beliau diajak bepergian oleh Kiai Anwar
sampailah di sebuah daerah persawahan di Blimbing (sekarang Jalan
Cengger Ayam). Kiai Anwar berkata kepada Hasyim. “Di sini nanti tempat
kamu mendirikan pesantren.”
Kiai
Hasyim bertanya-tanya, bukankah ini tanah orang? Tapi, beberapa tahun
kemudian, ternyata perkataan Kiai Anwar itu terbukti. Atas Takdir dan
Karunia Allah, di tanah tersebut berdiri Pondok Mahasiswa Al Hikam,
diasuh Kiai Hasyim Muzadi, yang kini menjadi Ketua Umum PBNU.
Menurut
beberapa sumber, asal-usul keluarga KH. Anwar Nur berasal dari Madura,
tepatnya di Toket, Pamekasan. Penduduk daerah tersebut termasuk golongan
para kiai yang mengasuh pondok pesantren. Tapi, beliau sendiri
dilahirkan di Probolinggo, tidak diketahui secara pasti tanggal dan
tahun kelahirannya. Ayah KH. Anwar bernama Nur, dan nama ibu beliau
tidak sempat diketahui oleh cucu-cucu beliau. Dari pernikahan itu,
dikaruniai sepuluh orang putra. Hingga sekarang saudara sekandung KH.
Anwar yang masih hidup tinggal seorang bernama Haji Thoyib pengasuh
salah satu Ponpes di Probolinggo.
Kiai
Anwar termasuk sosok yang tidak pernah mengenyam pendidikan formal.
Seluruh waktu beliau digunakan untuk memperdalam ilmu agama Islam.
Beliau tidak hanya berguru kepada seorang kiai dan satu pesantren saja.
Tetapi berpindah-pindah dari satu pesantren ke pesantren lain. Seperti
di Pesantren Siwalan Panji Sidoarjo dan Pesantren Sidogiri Pasuruan, dan
beberapa pesantren lain.
KH.
Anwar mendirikan pesantren di Bululawang berkat petunjuk dari guru
beliau ketika masih belajar di salah satu Pesantren. Berdasarkan
petunjuk tersebut, kemudian beliau berjalan ke arah selatan, dan
sampailah di Bululawang. Satu hal yang selalu beliau pegang dari
petunjuk guru beliau adalah mengajarkan ilmu agama kepada masyarakat
dalam keadaan apa pun. Karena itu seluruh waktu beliau digunakan untuk
mengajarkan ilmu agama. Di sela-sela mengajar, beliau meracik dan
menjual jamu tradisional ke desa-desa sekitar. Selain untuk memenuhi
kebutuhan hidup beliau, juga untuk bisa berhubungan dengan masyarakat.
Di
desa itu, beliau diambil menantu oleh keluarga kaya. Setelah
mempersunting gadis Bululawang yang bernama Marwiyah, dengan bantuan
orangtua dan masyarakat di sekitarnya yang dengan rela mewaqafkan
tanahnya untuk kepentingan Islam, maka dibangunlah sebuah mushola di
belakang rumah beliau, dan beberapa kamar untuk tempat tinggal beberapa
santri nantinya. Untuk kebutuhan harian disediakan lahan pertanian
seluas 2 hektar.
Secara
resmi Pesantren itu didirikan pada tahun 1942, dan diberi nama An Nur,
yang merupakan kepanjangan dari Anwar Nur, sesuai nama pendirinya. Dari
pernikahan beliau, dikaruniai empat orang putra dan tiga orang putri.
Dari ketujuh putra itu, semuanya mendirikan Pondok Pesantren yang
tersebar di Malang, Pasuruan dan Lumajang.
Pada
mulanya pesantren ini hanya mendidik santri putra yang dipimpin
langsung Kiai Anwar. Baru pada 1960 mendidik santri putri, setelah putri
beliau kembali dari belajarnya di salah satu pesantren di Jombang.
Dalam usaha mengembangkan lembaga pendidikan Islam ini dibentuklah Yayasan Pendidikan An-Nur. Selain sistem pendidikan pesantren terus dikembangkan, Yayasan An-Nur juga mendirikan sistem pendidikan formal mulai Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah, SMP, SMU An Nur. Karenanya pada 1973, An Nur ditetapkan Pemda Kabupaten Malang sebagai pesantren percontohan ‘Pilot Proyek Pondok Pesantren’.
Dalam usaha mengembangkan lembaga pendidikan Islam ini dibentuklah Yayasan Pendidikan An-Nur. Selain sistem pendidikan pesantren terus dikembangkan, Yayasan An-Nur juga mendirikan sistem pendidikan formal mulai Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah, SMP, SMU An Nur. Karenanya pada 1973, An Nur ditetapkan Pemda Kabupaten Malang sebagai pesantren percontohan ‘Pilot Proyek Pondok Pesantren’.
Semasa
hidupnya perhatian beliau lebih banyak dicurahkan kepada pesantrennya.
Namun demikian beliau tidak melepaskan diri dari tanggung jawabnya
sebagai pemimpin masyarakat. Beliau pernah menjabat sebagai mustasyar
Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Malang.
Keberadaan
orang yang memiliki kharisma tinggi di kalangan masyarakat tidak dapat
dipisahkan dengan tingkat pengetahuan yang dimilikinya. Wibawa Kiai
dimata santri dan masyarakat sering dikaitkan dengan tingkat
kealimannya. Demikian pula dengan Kiai Anwar.
Di
akhir hayat beliau tidak ada waktu untuk tidak digunakan untuk dzikir
dan membaca Al Qur’an. Lisan beliau tidak bernah berhenti untuk dua hal
tersebut. Kiai Badruddin, salah seorang putra Kiai Anwar menceritakan,
beliau kadang tidak tahu kapan waktu tidur Kiai Anwar. Ibu Marwiyah
mengatakan kepadanya, “Lihatlah abahmu, dalam keadaan tidur beliau masih
berguman membaca surah Yasin.”
Selain
bidang pendidikan, Kiai Anwar adalah Kiai yang ahli mujahadah. Di masa
pemberontakan PKI tahun 1965, beliau menjadi tempat orang mencari ilmu
kanuragan. Namun, pendidikan lah yang beliau lebih perhatikan. Begitu
besarnya perhatian beliau pada pendidikan, sampai kebiasaan beliau
mengajar santri barbeda dengan yang lain. Umumnya mengaji adalah guru
membacakan kitab, sedangkan santri-santri mendengar dan ngesahi
kitabnya. Namun kiai Anwar berbeda. Satu orang santri ngesahi kitab,
sedangkan Kiai Anwar di hadapan satu orang santri membaca kitab yang
ada di tangan santri itu. Kiai Anwar membaca kitab milik santri dalam
keadaan terbalik.Kiai yang low profile ini wafat pada tahun 1992, dan dimakamkan di Komplek Pesantren Annur Bululawang. Selama hayatnya, telah banyak memberikan manfaat bagi masyarakat dengan peninggalannya berupa pesantren dan lembaga pendidikan formal.
Diambil dari : http://masjidjami.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sampaikan pesan Anda untuk menjadi lebih baik.